Teori Pengembangan
Karier
Pengertian
dan Tujuan Pengembangan Karir Ini dapat dipahami sebagai pendekatan formal dalam
upaya peningkatan atau perbaikan, pertumbuhan, kepuaan kerja, pengetahuan dan
kemampuan karyawan agar dapat memastikan bahwa orang-orang yang berkualifikasi
dan pengalaman yang tepat tersedia ketika dibutuhkan, dengan demikian
perencanaan dan pengembangan karir yang jelas akan membantu karyawan dan
organisasi dalam meraih sukses.
Pengembangan karier merupakan tanggung jawab suatu
organisasi yang menyiapkan karyawan dengan kualifikasi dan pengalaman tertentu,
agar pada waktu dibutuhkan organisasi sudah memiliki karyawan dengan
kualifikasi tertentu. Sifatnya paternalistik, dari atas kebawah dan
tersentralisasi.
Jadi yang dilakukan karyawan adalah bekerja sebaik mungkin, mengikuti semua pelatihan yang diberikan, menunggu kesempatan kenaikan jabatan dan biasanya menurut saja menduduki jabatan yang ditawarkan oleh perusahaan.
Pengembangan karier tradisional pada umumnya berupa kenaikan karier secara vertikal dari satu jenjang pekerjaan tertentu ke jenjang berikutnya. Jadi seseorang diharapkan mendalami suatu bidang pekerjaan tertentu kemudian menduduki jabatan manajerial. Menurut Bangun (2012) pengembangan karir adalah serangkaian kegiatan yang mengarah pada penjajakan dalam memantapkan karir seseorang di masa akan datang[1].
Jadi yang dilakukan karyawan adalah bekerja sebaik mungkin, mengikuti semua pelatihan yang diberikan, menunggu kesempatan kenaikan jabatan dan biasanya menurut saja menduduki jabatan yang ditawarkan oleh perusahaan.
Pengembangan karier tradisional pada umumnya berupa kenaikan karier secara vertikal dari satu jenjang pekerjaan tertentu ke jenjang berikutnya. Jadi seseorang diharapkan mendalami suatu bidang pekerjaan tertentu kemudian menduduki jabatan manajerial. Menurut Bangun (2012) pengembangan karir adalah serangkaian kegiatan yang mengarah pada penjajakan dalam memantapkan karir seseorang di masa akan datang[1].
Sedangkan menurut Fajar dan Heru (2010)
dalam jurnal Parerung (2014) mengatakan bahwa pengembangan karir adalah proses
mengidentifikasi potensi karir pegawai, dan materi serta menerapkan cara-cara
yang tepat untuk mengembangkan potensi tersebut. Sedangkan menurut Moekijat
(2010) dalam jurnal yang sama mengatakan pengembangan karir adalah
tindakan-tindakan perseorangan yang dilakukan oleh seorang untuk melaksanakan
suatu rencana karir.
Menurut Siagian (2007) pengembangan
karir adalah perubahan– perubahan pribadi yang dilakukan seseorang untuk
mencapai suatu rencana karir.[2] carrer
development refers to the process and activities involved in
preparing an employee for future position in the organization.
(Pengembangan karir menunjukkan proses dan kegiatan mempersiapkan seorang
pegawai untuk jabatan dalam organisasi yang akan datang). Berdasarkan uraian
yang telah disampaikan dan pendapat beberapa ahli seperti Siagian (2007) dan
Stone dalam Gomez (2003) dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud pengembangan
karir adalah proses dan kegiatan untuk mempersiapkan seorang pegawai pada
jabatan organisasi yang akan datang.[3]
Menurut Bernardin (2003) pengembangan
karier adalah suatu rangkaian atas sikap dan perilaku yang berkaitan dengan
aktifitas pekerjaan dan pengalaman sepanjang kehidupan seseorang[4].
Menurut V. Rivai dan E. J. Sagala (2009) pengembangan karier adalah proses
peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka mencapai karier
yang diinginkan[5].
Dapat disimpulkan bahwa pengembangan karier adalah suatu proses
berkesinambungan yang dilalui individu melalui upaya-upaya pribadi dalam rangka
mewujudkan tujuan perencanaan kariernya yang disesuaikan dengan kondisi
organisasi. Meskipun bagian pengelola sumber daya manusia dapat turut berperan
dalam kegiatan pengembangan tersebut, sesungguhnya yang paling bertanggung
jawab adalah pegawai yang bersangkutan sendiri, karena dialah yang berkepentingan
dan kelak yang akan memetik dan menikmati hasilnya.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh
Mondy dan Neo (1987) yaitu bahwa pengembangan karier merupakan pendekatan
formal yang dilakukan oleh organisasi guna menjamin bahwa pegawai-pegawai
dengan kualifikasi dan pengalaman yang sesuai dengan yang dibutuhkan dapat
tersedia apabila dibutuhkan.
Selanjutnya Mondy dan Neo (1987)
mengatakan bahwa pengembangan karier meliputi beberapa atau semua aktifitas
mempersiapkan seseorang untuk mencapai kemajuan sepanjang jalur karier yang
direncanakan.[6]
Pengembangan karier adalah peningkatan
kemampuan pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai perencanaan karier.
Adapun indikatornya adalah: (1) pilihan bersifat jabatan; (2) pilihan
organisasional; (3) pilihan penugasan kerja; (4) pilihan pengembangan diri; (5)
Rekruitment dan seleksi; (6) alokasi sumber daya manusia; (7) penilaian dan
evaluasi; (8) pelatihan dan pengembangan.
Menurut
Malayu S.P. Hasibuan (2006) perbedaan antara MSDM dengan manajemen Personalia
diantanya :
1) MSDM dikaji secara makro, sedangkan Manajemen Personalia dikaji secara mikro.
2) MSDM menganggap bahwa karyawan adalah kekayaan (asset) utama perusahaan, jadi harus dipelihara dengan baik, sedangkan Manajemen Personalia menganggap bahwa karyawan adalah factor produksi, jadi harus dimanfaatkan secara produktif.
3) MSDM pendekatannya secara modern, sedangkan manajemen personalia pendekatannya secara klasik.
1) MSDM dikaji secara makro, sedangkan Manajemen Personalia dikaji secara mikro.
2) MSDM menganggap bahwa karyawan adalah kekayaan (asset) utama perusahaan, jadi harus dipelihara dengan baik, sedangkan Manajemen Personalia menganggap bahwa karyawan adalah factor produksi, jadi harus dimanfaatkan secara produktif.
3) MSDM pendekatannya secara modern, sedangkan manajemen personalia pendekatannya secara klasik.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2006) pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawansesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan pelatihan.[7]
Pendidikan meningkatkan keahlian teoritis, konseptual, dan moral karyawan, sedangkan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan karyawan. Pengembangan ini dilakukan baik bertujuan karir maupun non karir bagi para karyawan (baru atau lama) melalui pelatihan dan pendidikan.
Setiap orang yang bekerja pada suatu perusahaan akan memiliki harapan untuk meraih posisi/jabatan yang lebih tinggi atau yang lebih baik dari posisi/jabatan sebelumnya.
Untuk pengertian karir penulis kemukakan dari beberapa pakar yang akan dijelaskan sebagai berikut :
Menurut Henry Simamora (2006), bahwa : Karir merupakan urutan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan dan perilaku, nilai-nilai dan aspirasi seseorang selama rentang hidup orang tersebut.[8]
Menurut Veithzal Rivai (2009), bahwa : Karir terdiri dari semua pekerjaan yang ada selama seseorang bekerja, atau dapat dikatakan bahwa karir adalah seluruh jabatan yang diduduki seseorang dalam kehidupan kerjanya.[9]
Dapat disimpulkan bahwa karir adalah semua urutan aktivitas atau kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan atau jabatan dan perilaku yang pernah dijalani atau diduduki seseorang sepanjang kehidupan kerjanya, yang merupakan sejarah hidupnya dalam bekerja.
2.1.2.1 Perspektif Pengembangan Karier
Menurut Bambang Wahyudi (2002) Dalam
pengembangan karier perlu dipahami dua proses, yaitu bagaimana seseorang
merencanakan dan mengimplementasikan tujuan kariernya sendiri (career
planing) dan bagaimana institusi merancang dan mengimplementasikan program
pengembangan kariernya (career management)[10].
Pengembangan karier dapat dilihat dari dua perspektif ini yaitu individu dan
institusi. Perencanaan karier seseorang yang berpusat pada individu adalah
perencanaan yang lebih berpusat pada karir individu, sedangkan yang berpusat
pada institusi adalah yang fokus pada pekerjaan dan pengidentifikasian jalan
karier yang memberikan kemajuan yang logis atas orang-orang di antara pekerjaan
dalam organisasi. Jadi pada dasarnya, pengembangan karier dapat dijelaskan dari
dua perspektif, yaitu internal dan eksternal. Secara eksternal, kesempatan
pengembangan karier merupakan pendekatan formal yang oleh organisasi untuk
memastikan bahwa orang-orang dalam kualifikasi dan pengalaman yang tepat
tersedia pada saat dibutuhkan (Henry Simamora, 2006)[11]. Menurut Bernardin (2003) ada dua dimensi
pengukuran terhadap pengembangan karier, yaitu[12] :
1.
Pengembangan karier organisasional, meliputi indikator informasi karier dan
program karier, peluang pelatihan dan pengembangan, keaneka ragaman karier,
tanggung jawab karier sendiri, pengembangan karier yang realistis dan manfaat
peluang pengembangan;
2.
Pengembangan karier individual meliputi indikator mencari informasi karier dan
rencana karier, membangun tujuan dan pengembangan karier, minat ketrampilan dan
kemampuan yang dimiliki.
Andrew J. Dubrin (1982) menguraikan sejumlah tujuan
pengembangan karir yang dijabarkan sebagai berikut:
1.
Membantu pencapaian tujuan individu dan perusahaan
dalam pengembangan karier karyawan yang merupakan hubungan timbal balik yang
bermanfaat bagi kesejahteraan karyawan dan tercapainya tujuan perusahaan.
Seorang pegawai yang sukses dengan prestasi kerja sangat baik kemudian
menduduki posisi jabatan yang lebih tinggi, ini menunjukkan bahwa tercapai
tujuan perusahaan dan tujuan individu.
2.
Menunjukkan Hubungan Kesejahteraan Pegawai Perusahaan
merencanakan karir pegawai dengan meningkatkan kesejahteraannya sehingga
memiliki loyalitas yang lebih tinggi.
3.
Membantu pegawai menyadari kemampuan potensinya.
Pengembangan karir membantu menyadarkan pegawai akan kemampuannya untuk
menduduki suatu jabatan tertentu sesuai dengan potensi dan keahliannya.
4.
Memperkuat hubungan antara Pegawai dan Perusahaan
Pengembangan karier akan memperkuat hubungan dan sikap pegawai terhadap
perusahaannya.
5.
Membuktikan Tanggung Jawab Sosial Pengembangan karier
suatu cara menciptakan iklim kerja yang positif dan pegawai-pegawai lebih
bermental sehat.
6.
Membantu memperkuat pelaksanaan program-program
perusahaan, pengembangan karier membantu program-program perusahaan lainya agar
tercapainya tujuan perusahaan.
7.
Mengurangi Turnover (pergantian karyawan karena
mengundurkan diri) dan Biaya Kepegawaian Pengembangan karier dapat menjadikan
turnover rendah dan begitu pula biaya kepegawaian menjadi lebih efektif.
8.
Mengurangi Keusangan Profesi dan Manajerial
Pengembangan karier dapat menghindarkan dari keusangan dan kebosanan profesi
dan manajerial.
9.
Menggiatkan Analisis dari Keseluruhan Pegawai Perencanaan
karir dimaksudkan mengintegrasikan perencanaan kerja dan kepegawaian
10. Menggiatkan Pemikiran (Pandangan)
Jarak Waktu yang Panjang Pengembangan karier berhubungan dengan jarak waktu
yang panjang. Hal ini karena penempatan suatu posisi jabatan memerlukan
persyaratan dan kualifikasi yang sesuai porsinya.
2.1.2.3
Bentuk-bentuk pengembangan karier
Bentuk-bentuk
dari pengembangan karir menurut Bambang Wahyudi (2007) ini terdiri dari[13]
:
1.Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan merupakan usaha meningkatkan kemampuan kerja yang dimiliki karyawan dengan cara menambah pengetahuan dan keterampilanya. Pendidikan menekankan pada penekanan keahlian teoritis, konseptual, dan moral karyawan, sedangkan pelatihan lebih menekankan pada peningkatan keterampilan teknik pelaksanaan karyawan. Pelatihan (training) yang diberikan kepada karyawan operasional, sedangkan pendidikan (education) diberikan kepada karyawan manajerial.
1.Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan merupakan usaha meningkatkan kemampuan kerja yang dimiliki karyawan dengan cara menambah pengetahuan dan keterampilanya. Pendidikan menekankan pada penekanan keahlian teoritis, konseptual, dan moral karyawan, sedangkan pelatihan lebih menekankan pada peningkatan keterampilan teknik pelaksanaan karyawan. Pelatihan (training) yang diberikan kepada karyawan operasional, sedangkan pendidikan (education) diberikan kepada karyawan manajerial.
2. Mutasi
Mutasi atau yang dikenal dengan mutasi personal diartikan sebagai perubahan posisi/jabatan/pekerjaantempat kerja dari seorang tenaga kerja yang dilakukan baik secara vertikal maupun horizontal. Mutasi secara vertical mengandung arti bahwa tenaga kerja yang bersangkutan dipindahkan pada posisi/jabatan/pekerjaan yang lebih tinggi dari sebelumnya, yang biasanya diikuti dengan perubahan, dari wewenang dan tanggung jawabnya, status, kekuasaan, dan pendapat baik ke tinggi yang lebih tinggi maupun tingkat yang lebih rendah. Sedangakan mutasi horizontal mengandung arti terjadinya perubahan posisi/ jabatan/ pekerjaan/ tempat namun masih dalam level/tingkat yang sama, (yang berubah hanyalah bidang tugas atau areal tempat tugasnya) yang di ikuti dengan perubahan tingkat wewenang dan tanggung jawabnya, Status, kekuasaan dan pendapatanya.
* Mutasi Vertikal terdiri atas :
1)Promosi
suatu promosi diartiakan sebagai perubahan posisi/jabatan/pekerjaan dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Perubahan ini biasanya akan di ikuti dengan meningkatnya tanggung jawab, hak serta status social seseorang. Promosi ini mempunyai bentuk-bentuk sebagai berikut :
a. Promosi sementara
Promosi sementara atau dikenal sebagai Temporary Promotion merupakan suatu bentuk promosi yang dilaksanakan untuk jangka waktu sementara. Bentuk promosi ini biasanya digunakan apabila organisasi harus mengisi suatu jabatan yang kosong untuk sementara waktu karena pejabat yang bersangkutan sakit, cuti, atau alasan lain. Promosi sementara ini tidak diikuti dengan perubahan pendapatan bagi karyawan tersebut.
b. Promosi Tetap
Suatu promosi tetap atau Permanent Promotion adalah suatu bentuk promosi yang berlangsung dalam jangka waktu relatif lama dan bersifat definitive.
c. Promosi kecil
Promosi kecil atau Small Scale Promotion merupakan suatu promosi yang dilaksanakan dalam bentuk up grading untuk meningkatkan kecakapan tenaga kerja yang bersangkutan. Promosi bentuk ini, wewenang dan pendapatan tenaga kerja tidak mengalami perubahan.
d. Promosi kering
Promosi kering atau Dry Promotion merupakan suatu bentuk promosi yang dilakukan dengan disertai peningkatan dalam wewenang, hak dan tanggung jawab, tetapi pendapatannyatidak mengalami perubahan.
Mutasi atau yang dikenal dengan mutasi personal diartikan sebagai perubahan posisi/jabatan/pekerjaantempat kerja dari seorang tenaga kerja yang dilakukan baik secara vertikal maupun horizontal. Mutasi secara vertical mengandung arti bahwa tenaga kerja yang bersangkutan dipindahkan pada posisi/jabatan/pekerjaan yang lebih tinggi dari sebelumnya, yang biasanya diikuti dengan perubahan, dari wewenang dan tanggung jawabnya, status, kekuasaan, dan pendapat baik ke tinggi yang lebih tinggi maupun tingkat yang lebih rendah. Sedangakan mutasi horizontal mengandung arti terjadinya perubahan posisi/ jabatan/ pekerjaan/ tempat namun masih dalam level/tingkat yang sama, (yang berubah hanyalah bidang tugas atau areal tempat tugasnya) yang di ikuti dengan perubahan tingkat wewenang dan tanggung jawabnya, Status, kekuasaan dan pendapatanya.
* Mutasi Vertikal terdiri atas :
1)Promosi
suatu promosi diartiakan sebagai perubahan posisi/jabatan/pekerjaan dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Perubahan ini biasanya akan di ikuti dengan meningkatnya tanggung jawab, hak serta status social seseorang. Promosi ini mempunyai bentuk-bentuk sebagai berikut :
a. Promosi sementara
Promosi sementara atau dikenal sebagai Temporary Promotion merupakan suatu bentuk promosi yang dilaksanakan untuk jangka waktu sementara. Bentuk promosi ini biasanya digunakan apabila organisasi harus mengisi suatu jabatan yang kosong untuk sementara waktu karena pejabat yang bersangkutan sakit, cuti, atau alasan lain. Promosi sementara ini tidak diikuti dengan perubahan pendapatan bagi karyawan tersebut.
b. Promosi Tetap
Suatu promosi tetap atau Permanent Promotion adalah suatu bentuk promosi yang berlangsung dalam jangka waktu relatif lama dan bersifat definitive.
c. Promosi kecil
Promosi kecil atau Small Scale Promotion merupakan suatu promosi yang dilaksanakan dalam bentuk up grading untuk meningkatkan kecakapan tenaga kerja yang bersangkutan. Promosi bentuk ini, wewenang dan pendapatan tenaga kerja tidak mengalami perubahan.
d. Promosi kering
Promosi kering atau Dry Promotion merupakan suatu bentuk promosi yang dilakukan dengan disertai peningkatan dalam wewenang, hak dan tanggung jawab, tetapi pendapatannyatidak mengalami perubahan.
2. Demosi
Demosi merupakan suatu bentuk vertikal berupa penurunan pangkat/ posisi/ jabatan/ pekerjaan yang lebih tinggi rendah.
3. Penangguhan kenaikan Pangkat
Penangguhan kenaikan pangkat terjadi sebagai akibat dari ketidakmampuan seorang tenaga kerja melaksanakan tugas dalam jabatannya, karena pelanggaran disiplin, atau terkena hukuman pidana.
Demosi merupakan suatu bentuk vertikal berupa penurunan pangkat/ posisi/ jabatan/ pekerjaan yang lebih tinggi rendah.
3. Penangguhan kenaikan Pangkat
Penangguhan kenaikan pangkat terjadi sebagai akibat dari ketidakmampuan seorang tenaga kerja melaksanakan tugas dalam jabatannya, karena pelanggaran disiplin, atau terkena hukuman pidana.
4. Pembebasan tugas
Pembebasan tugas atau lebih dikenal dengan skorsing merupakan bentuk mutasi vertikal yang dilakukan dengan membebastugaskan seseorang tenaga kerja dari posisi/ jabatan/ pekerjaannya, tetapi masih memperoleh pendapatan secara penuh.
Pembebasan tugas atau lebih dikenal dengan skorsing merupakan bentuk mutasi vertikal yang dilakukan dengan membebastugaskan seseorang tenaga kerja dari posisi/ jabatan/ pekerjaannya, tetapi masih memperoleh pendapatan secara penuh.
5.Pemberhentian
Pemberhentian atau retiring merupakan bentuk mutasi vertikal yang paling akhir berupa pemberhentian seorang tenaga kerja dari posisi/jabatan/pekerjaan yang sekaligus diikuti dengan pemutusan hubungan kerja dan pemnberhentian pembayaran pendapatannya(upah/gaji)
* Mutasi Horizontal terdiri atas :
Pemberhentian atau retiring merupakan bentuk mutasi vertikal yang paling akhir berupa pemberhentian seorang tenaga kerja dari posisi/jabatan/pekerjaan yang sekaligus diikuti dengan pemutusan hubungan kerja dan pemnberhentian pembayaran pendapatannya(upah/gaji)
* Mutasi Horizontal terdiri atas :
Berdasarkan tujuannya:
1) Job Rotation
Suatu job rotation atau perputaran jabatan mearupakan suatu bentuk mutasi personal dengan tujuan antara lain untuk menambah pengetahuan seorang tenaga kerja dan menghindarkan terjadinya kejenuhan. Bentuknya adalah tour of area, tour of duty dan rehabilitasi.
2) Production Transfer
Suatu bentuk mutasi horizontal yang ditujukan untuk mengisi kekosongan pekerja pada suatu posisi/jabatan/pekerjaan tertentu yang harus segera diisi agar kontinuitas produksi dan peningkatannya dapat terjamin.
1) Job Rotation
Suatu job rotation atau perputaran jabatan mearupakan suatu bentuk mutasi personal dengan tujuan antara lain untuk menambah pengetahuan seorang tenaga kerja dan menghindarkan terjadinya kejenuhan. Bentuknya adalah tour of area, tour of duty dan rehabilitasi.
2) Production Transfer
Suatu bentuk mutasi horizontal yang ditujukan untuk mengisi kekosongan pekerja pada suatu posisi/jabatan/pekerjaan tertentu yang harus segera diisi agar kontinuitas produksi dan peningkatannya dapat terjamin.
3)
Replacement Transfer
Suatu penggantian tenaga kerja dalam organisasi yang ditujukan untuk mempertahankan tenaga kerja yang berpengalaman dengan cara mengganti pekerja-pekerja yang baru.
4) Versatility Transfer
Versatility transfer merupakan suatu bentuk mutasi horizontal yang bertujuan untuk menempatkan tenaga kerja yang memiliki kecakapan tertentu pada jabatan-jabatan yang memang membutuhkan kecakapan tersebut.
5) Shift Transfer
Suatu bentuk mutasi horizontal berupa pemindahan sekelompok tenaga kerja yang melaksanakan suatu pekerjaan/jabatan yang sama.
6) Remedial Transfer
Merupakan suatu bentuk mutasi horizontal yang bertujuan untuk menempatkan seorang tenaga kerja pada jabatan/posisi/pekerjaan yang sesuai dengan kondisi kerja yang bersangkutan.
Suatu penggantian tenaga kerja dalam organisasi yang ditujukan untuk mempertahankan tenaga kerja yang berpengalaman dengan cara mengganti pekerja-pekerja yang baru.
4) Versatility Transfer
Versatility transfer merupakan suatu bentuk mutasi horizontal yang bertujuan untuk menempatkan tenaga kerja yang memiliki kecakapan tertentu pada jabatan-jabatan yang memang membutuhkan kecakapan tersebut.
5) Shift Transfer
Suatu bentuk mutasi horizontal berupa pemindahan sekelompok tenaga kerja yang melaksanakan suatu pekerjaan/jabatan yang sama.
6) Remedial Transfer
Merupakan suatu bentuk mutasi horizontal yang bertujuan untuk menempatkan seorang tenaga kerja pada jabatan/posisi/pekerjaan yang sesuai dengan kondisi kerja yang bersangkutan.
Berdasarkan sumber gagasan
dilakukannya mutasi :
1) Personal Transfer
Suatu bentuk mutasi horizontal yang terjadi atas kehendak/keinginan tenaga kerja yang bersangkutan.
2) Production Transfer
Suatu bentuk mutasi horizontal yang terjadi atas prakarsa organisasi sendiri, misalnya karena alasan untuk meningkatkan produktivitas organisasi dan alasan lainnya.
1) Personal Transfer
Suatu bentuk mutasi horizontal yang terjadi atas kehendak/keinginan tenaga kerja yang bersangkutan.
2) Production Transfer
Suatu bentuk mutasi horizontal yang terjadi atas prakarsa organisasi sendiri, misalnya karena alasan untuk meningkatkan produktivitas organisasi dan alasan lainnya.
Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan
mutasi :
-TemporaryTransfer
Suatu bentuk mutasi horizontal yang dilakukan dengan memindahkan untuk sementara waktu seorang tenaga kerja pada jabatan tertentu sampai pejabat yang definitif menempati posnya.
- Permanent Transfer
Sebagai kebalikan dari temporary transfer, dalam permanent transfer pemindahan seorang tenaga kerja dilakukan untuk jangka waktu lama dan bersifat difinitif.
-TemporaryTransfer
Suatu bentuk mutasi horizontal yang dilakukan dengan memindahkan untuk sementara waktu seorang tenaga kerja pada jabatan tertentu sampai pejabat yang definitif menempati posnya.
- Permanent Transfer
Sebagai kebalikan dari temporary transfer, dalam permanent transfer pemindahan seorang tenaga kerja dilakukan untuk jangka waktu lama dan bersifat difinitif.
2.1.2.4
Manfaat Pengembangan Karier
Organisasi harus berperan aktif dalam
perencanaan karier karyawan. Perencanaan karier perlu ditangani karena
rencana-rencana sumber daya manusia menunjukkan berbagai kebutuhan staffing
organisasi di masa yang akan datang dan berkaitan dengan kesempatan-kesempatan karier.
T. Hani Handoko (2001) Menjelaskan manfaat yang akan diperoleh apabila
organisasi atau departemen personalia terlibat dalam perencanaan dan
pengembangan karier adalah sebagai berikut[14] :
1.
Mengembangkan para karyawan yang dapat dipromosikan.
2.
Menurunkan perputaran karyawan.
3.
Mengungkap potensi karyawan.
4.
Mendorong pertumbuhan.
5.
Mengurangi penimbunan.
6.
Memuaskan kebutuhan karyawan.
7.
Membantu pelaksanaan rencana – rencana kegiatan yang telah disetujui.
2.1.2.5 Tanggung jawab perencanaan
pengembangan karier
Pengembangan karier pada perusahaan yang
masih bersifat tradisional selalu berpegang pada prinsip birokrasi secara
ketat. Ini berarti perusahaan memikul seluruh tanggung jawab pengembangan
karier pada karyawan sebagai individu.
Tanggung jawab ini dijabarkan
sebagai berikut :
1. Perencanaan pengembangan karier disusun dan ditetapkan
oleh perusahaan secara sepihak.
2. Pelaksanaan pengembangan karier bergantung sepenuhnya
pada perusahaan.
3. Kontrol hasil pengembangan karier dilakukan secara ketat
oleh perussahaan.
4. Pengembangan karier diartikan dan dilaksanakan melalui
kegiatan promosi kejenjang/ posisi lebih tinggi.
Para karyawan tidak ikut serta
dalam kegiatan tersebut karena ditempatkan sebagai obyek yang berada dalam kekuasaan/
kewenangan sebagai pimpinan sebagia atasan. Bagi para karyawan yang paling
diinginkan untuk mencapai suatu karier dalam organisasi adalah lingkungan yang
memuaskan. Bila mereka sebagai bagian dari kelompok kerja kohesif, usaha-usaha
pengembangan karier mereka akan lebih terarah menuju peningkatan
kesempatan-kesempatan dalam organisasi.
[1] Bangun, Wilson, 2012.
Manajemen Sumber Daya Manusia. Erlangga, Jakarta.
[2] Siagan, P, Sondang,
2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
[3] Gomez, Faustino Cardoso,
2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit Andi.
[4] Bernadin, H. John, 2003.
Human Resources Management: An Experiental Appoach, 3th Edision, McGrawa Hill
Internasional Edition, New York.
[5] Rivai, V. Dan E.J. Sagala,
2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan:Dari Teori ke Praktik.
Edisi 2, PT. Raja Grafindo Perkasa, Jakarta.
[6] Mondy and Neo, 1987. To
Justisfy Training, Test Again, McGrawa Hill, New York.
[7] Hasibuan, Melayu, 2006.
Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara.
[8] Simamora, Henry, 2006.
Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN, Edisi Ke 3, Yogyakarta.
[9] Rivai, V. Dan E.J
Sagala, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori Ke
Praktik. Edisi 2, PT. Raja Grafindo Perkasa, Jakarta.
[10] Wahyudi, Bambang, 2002.
Manajemen Sumber Daya Manusia. Sulita, Bandung.
[11] Simamora, Henry, 2006.
Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE YKPN, Edisi 3 Yogyakarta.
[12] Bernadin, H. Jhon, 2003.
Human Resouerces Management: An Experiental Approach, 3th Edition, Mc Grawa
Hill Internasional Edition, New York.
[13] Wahyudi, Bambang, 2007.
Manajemen Sumber Daya Manusia, Sulita, Bandung.
[14] Handoko, T. Hani, 2001.
Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi 2, Cetakan 15, BPFE,
Yogyakarta.
kunjungi juga artikel tentang DISIPLIN KERJA
Thanks infonya. Oiya ngomongin karier, ternyata ada loh sederet nasihat tentang karier yang sangat luar biasa dari sosok ayah. Mau tau apa aja? Yuk cek selengkapnya di sini: Nasihat Karier dan Keuangan
ReplyDeleteTulisan yang menarik https://www.cekaja.com/info/jangan-dianggap-sepele-waspada-gejala-gerd-dan-cara-mengatasinya
ReplyDelete